SERBA SERBI YOGYAKARTA
Jumat, 29 Juni 2012
THE GATEKEEPER OF MOUNT MERAPI
Mbah Maridjan was born in 1927 in Kinahrejo Hamlet, Village Umbulharjo, Cangkringan, Sleman regency, Yogyakarta Special Province. He has a wife named Ponirah (73), 10 children (five of whom had died), 11 grandchildren, and 6 great-grandchildren.
Mbah Maridjan children surviving named Panut Utomo (50), Sutrisno (45), Sustainable (40), Sulastri (36), and Widodo (30). Those who choose to live there in Yogyakarta and some are in Jakarta.
Among children Mbah Maridjan, there are also ready to inherit the job as caretaker of Mount Merapi and has now become the courtiers of Sultan Palace.
In 1970, Mbah Maridjan appointed courtiers and the palace of Yogyakarta Sultanate lane IX was given a new name, namely Mas Penewu Suraksohargo1. At that time, as the courtiers, Mbah Maridjan was given the position as caretaker to the rank of deputy Mantri Interpreter Lock, accompanied his father who served as caretaker of Mount Merapi.
By the time a deputy gatekeeper, Mbah Maridjan has often represented his father to lead the ritual ceremony at the peak of Mount Merapi harbor. After his father died, on March 3, 1982, Mbah Maridjan was appointed caretaker of Mount Merapi.
As a Sultan Palace courtiers to the caretaker position, Mbah Maridjan also showed high values of fidelity. Although Mount Merapi spewed lava and hot clouds are dangerous to humans, he insisted would not evacuate.
His attitude was that impressed mbalelo solely as a manifestation of its responsibility for the tasks mandated by Ngarsa Dalem.
Rabu, 27 Juni 2012
JOGJA / YOGYAKARTA - Surga Wisatawan di Pulau Jawa, Indonesia
Seribu tahun silam, Yogyakarta merupakan pusat kerajaan Mataram Kuno yang makmur dan memiliki peradaban tinggi. Kerajaan inilah yang mendirikan Candi Borobudur yang merupakan candi Buddha terbesar di dunia, 300 tahun sebelum Angkor Wat di Kamboja. Peninggalan lainnya adalah Candi Prambanan, Istana Ratu Boko, dan puluhan candi lainnya yang sudah direstorasi maupun yang masih terpendam di bawah tanah (lihat Wisata Candi).
Namun oleh suatu sebab yang misterius, Kerajaan Mataram Kuno memindahkan pusat pemerintahannya ke Jawa Timur pada abad ke-10. Candi-candi megah itu pun terbengkalai dan sebagian tertimbun material letusan Gunung Merapi. Perlahan-lahan, wilayah Yogyakarta pun kembali menjadi hutan yang lebat.
Enam ratus tahun kemudian, Panembahan Senopati mendirikan Kerajaan Mataram Islam di wilayah ini. Sekali lagi Yogyakarta menjadi saksi sejarah kerajaan besar yang menguasai Pulau Jawa dan sekitarnya. Kerajaan Mataram Islam ini meninggalkan jejak berupa reruntuhan benteng dan makam kerajaan di Kotagede yang kini dikenal sebagai pusat kerajinan perak di Yogyakarta (lihat Wisata Sejarah).
Perjanjian Giyanti pada tahun 1755 membagi Kerajaan Mataram Islam menjadi Kasunan Surakarta yang berpusat di Kota Solo dan Kesultanan Yogyakarta yang mendirikan istananya di Kota Jogja. Kraton (istana) tersebut masih berdiri hingga kini dan masih berfungsi sebagai tempat tinggal sultan dan keluarganya, lengkap dengan ratusan abdi dalem yang secara sukarela menjalankan tradisi di tengah perubahan jaman. Di Kraton, setiap hari ada pagelaran budaya berupa pertunjukan wayang kulit, gamelan, sendratari Jawa, dsb (lihat Jadwal Acara).
Yogyakarta pada masa kini merupakan tempat tradisi dan dinamika modern berjalan berdampingan. Di Yogyakarta ada kraton dengan ratusan abdi dalem yang setia menjalankan tradisi, namun juga ada Universitas Gadjah Mada yang merupakan salah satu universitas terkemuka di Asia Tenggara. Di Yogyakarta sebagian masyarakat hidup dalam budaya agraris yang kental, namun juga ada kaum mahasiswa dengan gaya hidup pop. Di Yogyakarta ada pasar tradisional dan barang kerajinan sementara di sebelahnya berdiri mall yang tak kalah ramainya.
Di ujung utara Yogyakarta, Anda akan melihat Gunung Merapi berdiri dengan gagah setinggi 9738 kaki. Gunung ini adalah salah satu dari gunung berapi yang paling aktif di Indonesia. Jejak ganasnya letusan Gunung Merapi tahun 2006 lalu bisa disaksikan di Desa Kaliadem, 30 km dari Kota Jogja. Pemandangan bergaya Mooi Indiƫ berupa hamparan sawah nan hijau dan Gunung Merapi sebagai latar belakang masih bisa dilihat di pinggiran Kota Jogja (lihat Wisata Alam).
Di bagian selatan Yogyakarta, Anda akan menemukan banyak pantai. Pantai yang paling terkenal adalah Pantai Parangtritis dengan legenda Nyi Roro Kidul, namun Yogyakarta juga memiliki pantai-pantai alami yang indah di Gunung Kidul. Anda bisa melihat Pantai Sadeng yang merupakan muara Sungai Bengawan Solo purba sebelum kekuatan tektonik yang dahsyat mengangkat permukaan Pulau Jawa bagian selatan sehingga aliran sungai tersebut berbalik ke utara seperti saat ini. Anda juga bisa mengunjungi Pantai Siung yang memiliki 250 jalur panjat tebing, Pantai Sundak, dan lain-lain (lihat Pantai).
Malaysia memiliki menara kembar tertinggi di dunia, Yogyakarta memiliki Candi Prambanan yang menjulang setinggi 47 meter dan dibuat dengan tangan 1100 tahun sebelumnya. Singapura memiliki kehidupan modern, Yogyakarta memiliki masyarakat agraris yang tradisional. Thailand dan Bali memiliki pantai-pantai yang indah, Yogyakarta memiliki pantai-pantai alami dan Gunung Merapi yang menyimpan cerita tentang betapa dahsyatnya kekuatan alam.
Kombinasi yang unik antara candi-candi kuno, sejarah, tradisi, budaya, dan kekuatan alam menjadikan Yogyakarta sangat layak untuk dikunjungi. Situs YogYES.COM akan membantu Anda merencanakan kunjungan ke Yogyakarta dan menikmati pesona terbaik dari tempat ini. Kami menyediakan informasi yang melimpah tentang obyek wisata, hotel bintang, hotel murah, restoran, warung makan, biro wisata, rental mobil dan segala informasi yang Anda butuhkan untuk berwisata ke Yogyakarta / Jogja.
Biografi Sultan Hamengkubuwono X
Nama : Bendoro Raden Mas (BRM) Herjuno Darpito (Sultan Hamengkubuwono X)
Lahir : Yogyakarta, 2 April 1946
Isteri : Gusti Kanjeng Ratu Hemas
Anak :
* Gusti Raden Ayu Nurmalitasari
* Gusti Raden Ayu Nurmagupita
* Gusti Raden Ayu Nurkamnari Dewi
* Gusti Raden Ayu Nurabra Juwita
* Gusti Raden Ayu Nurwijareni
Pendidikan Terakhir : Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada (1982)
Karir :
* Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (2003 - 2008)
* Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (1998-2003)
* Ketua DPD Golkar Daerah Istimewa Yogyakarta
Penghargaan :
* Gelar Raja : Ngarso Dalem Sampeyan Ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Hamengku Buwono Senopati Ing Ngalaga Ngabdurrahman Sayidin Panatagama Kalifatullah Ingkang Jumeneng Kaping X Ing Ngayogyakarta Hadiningrat
* Gelar Dewasa : Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Mangkubumi
* Gelar Putra Mahkota : Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Hamengku Negara Sudibyo Raja Putra Nalendra Mataram
* Nama Kecil : Bendoro Raden Mas (BRM) Herjuno Darpito
Masa Kecil dan Pendidikan
Hamengkubuwono X lahir dengan nama BRM Herjuno Darpito. Setelah dewasa bergelar KGPH Mangkubumi dan setelah diangkat sebagai putra mahkota diberi gelar KGPAA Hamengku Negara Sudibyo Rajaputra Nalendra ing Mataram. Hamengkubuwono X adalah seorang lulusan Fakultas Hukum UGM.
Penobatan Sultan Hamengkubuwono X sebagai Raja Yogyakarta 1989
Penobatan Hamengkubuwono X sebagai raja dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 1989 (Selasa Wage 19 Rajab 1921) dengan gelar resmi Sampeyan Dalem ingkang Sinuhun Kanjeng Sultan Hamengku Buwana Senapati-ing-Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Khalifatullah ingkang Jumeneng Kaping Sadasa.
Kegiatan Organisasi
Hamengkubuwono X aktif dalam berbagai organisasi dan pernah memegang berbagai jabatan diantaranya adalah ketua umum Kadinda DIY, ketua DPD Golkar DIY, ketua KONI DIY, Dirut PT Punokawan yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi, Presiden Komisaris PG Madukismo, dan pada bulan Juli 1996 diangkat sebagai Ketua Tim Ahli Gubernur DIY. Pada 2010, bersama dengan Surya Paloh, Sri Sultan Hamengkubuwono X mencetuskan pendirian Nasional Demokrat.
Penetapan Sultan Hamengkubuwono X sebagai Gubernur DIY
Setelah Paku Alam VIII wafat, dan melalui beberapa perdebatan, pada 1998 beliau ditetapkan sebagai Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta dengan masa jabatan 1998-2003. Dalam masa jabatan ini Hamengkubuwono X tidak didampingi Wakil Gubernur. Pada tahun 2003 beliau ditetapkan lagi, setelah terjadi beberapa pro-kontra, sebagai Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta untuk masa jabatan 2003-2008. Kali ini beliau didampingi Wakil Gubernur yaitu Paku Alam IX.
Perjalanan Politik Sultan Hamengkubuwono X
Sang ayah, Sultan Hamengkubuwono (HB) IX, dikenang dengan komitmen "Takhta untuk Rakyat". Sultan HB X masih mewarisi komitmen itu. Ketika gerakan reformasi mulai bergulir di pertengahan Mei 1998, Sultan mengizinkan Alun-Alun Utara dan Pegelaran untuk aksi reformasi damai. Ia sendiri bahkan turun ke jalan, begitu terdengar kabar bahwa Yogyakarta akan dilanda kerusuhan. Aksi massa memang sempat terjadi, beberapa gedung menjadi korban, tapi setelah Sri Sultan muncul, Yogyakarta kembali damai dengan sendirinya.
Dukungan rakyat Yogya terlihat nyata ketika muncul keraguan pemerintah untuk melantik HB X sebagai gubernur Yogyakarta, meski calon gubernur Yogyakarta saat itu hanya satu, Sultan HB X. Pemerintah berpegang pada undang-undang tahun 1974, gubernur diusulkan oleh DPR tingkat I dan usul itu belum masuk ke pemerintah. Sekitar enam juta penduduk Yogyakarta pada tanggal 26 Agustus 1998, turun ke jalan. Mereka menyelenggarakan Mimbar Maklumat Rakyat. Hasilnya, mendaulat Sultan HB X sebagai gubernur pilihan rakyat, 3 Oktober 1998.
Meski tidak memiliki “legitimasi” sebagai pemimpin pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta seperti ayahnya (HB IX berjasa besar dalam mempertahankan pemerintahan republik, mencetuskan serangan 1 Maret di masa revolusi), aktivitas perhatian dan sosial-politik HB X tidak bisa diabaikan. Ia salah satu dari empat tokoh yang di awal masa reformasi mencetuskan Deklarasi Ciganjur. Itulah deklarasi yang mendesak agar pemerintah menyelenggarakan pemilihan umum secepatnya, karena Presiden B.J. Habibie tidak berhak melanjutkan masa kepresidenan Soeharto yang mengundurkan diri.
Selasa, 26 Juni 2012
UPACARA ADAT SAPARAN BEKAKAK DI YOGYAKARTA
A.Selayang pandang
Bulan sapar bagi masyarakat jawa merupakan bulan yang identik dengan berbagai acara ritual atau upacara adat.Ritual yang dilaksanakan pada bulan sapar itu biasa disebut dengan saparan.Salah satu upacara adat saparan yang cukup terkenal dan sudah berlangsung sejak masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono 1 adalah Saparan Bekakak yang dilaksanakan di desa Ambarketawang Gamping Sleman.
Ritual yang digelar sebagai bentuk permohonan keselamatan warga gamping ini disebut Saparan Bekakak karena dalam pelengkap upacaranya terdapat sepasang pengantin bekakak.Tradisi yang hampir seusia Kraton Ngayogyokarta Hadiningrat ini bermula dari kisah sepasang pengantin yang meninggal di gunung gamping.
Konon,sekitar 250 tahun yang lalu,saat Sultan HB 1 pindah dari pesanggrahan Ambarketawang kekeraton yang baru,ada seorang abdi dalem penangsong(pembawa paying kebesaran) Sultan HB yang tidak ikut pindah dan memilih untuk tetap tinggal di daerah Ambarketawang Gamping.Abdi dalem itu bernama Ki Wirosuto.Bersama sama penduduk setempat ,Ki Wirosuto menggali batu kapur yang digunakan untuk membangun keraton Yogyakarta.Namun usaha penggalian itu kerap menelan korban jiwa,termasuk Ki Wirosuto dan istrinya Nyi Wirosuto.
Melihat banyaknya korban yang berjatuhan,termasuk abdi dalem kesayangannya,Sultan HB 1 pun bertapa di kawasan Gunung Gamping untuk mencari petunjuk supaya masalah itu dapat teratasi.Dalam tapanya,Sultan mendapat wisik dari Setan Bekasakan penunggu Gunung Gamping.Berhubung warga selalu menggali kapur ditempat itu,sebagai gantinya setan setan penunggu meminta sepasang pengantin untuk dikorbankan di tempat itu.Jika hal itu tidak dilaksanakan maka penggali penggali itu yang akan jadi tumbalnya.
Sultan pun mengiyakan permintaan para penunggu Gunung Gamping.Namun,Beliau melakukannya dengan sebuah tipu muslihat.Pengantin yang dikorbankan bukanlah pengantin sungguhan,namun boneka berpentung pasangan pengantin bekakak yang terbuat dari tepung ketan dan sirup gula merah.Pasangan pengantin bekakak tersebut kemudian dikorbankan di Gunung Gamping.Ternyata tipuan itu berhasil.Sejak saat itu tradisi pengorbanan pengantn bekakak menjadi ritual yang rutin dilaksanakan tiap tahun di desa Ambarketawang.
Meskipun saat ini para penduduk Gamping tidak lagi berprofesi sebagai penggali batu kapur,ritual ini masih tetap dilaksanakan.sebagian besar warga juga masih meyakini bahwa penyembelihan sepasang pengantin bekakak akan membuat mereka terhindar dari gangguan setan bekasakan.Ritual ini selalu digelar hari Jumat ,antara tanggal 10 hingga 20 dalam bulan sapar.Saat ini upacara adat saparan Bekakak menjadi salah satu potensi unggulan kabupaten Sleman yang gaungnya sudah menasional.Tiap kali upacara digelar,ribuan warga akan tumpah ruah di jalan untuk menyaksikannya.
B.Keistimewaan
Pelaksanaaan upacara adat saparan Bekakak ini terbagi menjadi beberapa tahap,yakni tahap midodareni pengantin bekakak,kirab bekakak,penyembelihan pengantin bekakak,dan sugengan ageng.Pengantin bekakak sendiri dibuat dua hari sebelum acaranya kirab.Wanita yang menyiapkan bahan bahan mentahnya dan pria yang mengerjakan pembuatan boneka bekakaknya.Proses pembuatan boneka bekakak ini akan diiringi gejog lesung atau kothekan yang mendendangkan berbagai tembang tembang untuk pernikahan seperti kebo giro.Ada dua pasang pengantin yang dibuat,yang sepasang dihias bergaya solo dan pasangan lainnya dihias bergaya yogyakarta.
Setelah semua perlengkapan upacara yang meliputi pengantin bekakak,kembang mayang,gendruwo.serta joli berisi sesaji sudah lengkap,upacara bisa dilaksanakan.Prosesi upacara diawali dengan pengambilan air suci tirto donojati.Air suci beserta semua atribut upacara dibawa mengitari pelosok desa menuju balai pertemuan.Di bale desa ini kemudian dilaksanakan midodareni pengantin bekakak.semalam suntuk,warga desa akan tirakatan serta menggelar pertunjukan wayang orang atau ketoprak.
Keesok harinya pengantin bekakak akan diarak menuju Gunung Gamping dan Gunung Kliling.Sebelum acara prosesi arak arakan dimulai akan digelar fragmen "Prasetyaning Sang Abdi" yang menceritakan kisah Ki Wirosuto.Setelah pementasan itu berakhir,pada pukul 14.00 WIB arak arakan akan dimulai.Selain pengantin bekakak dan tiga buah joli yg berisi sesajen,kirab ini juga diikuti oleh petinggi desa,bregodo(prajurit),komunitas seni(jathilan),dan gendruwo.
Pengantin bekakak tersebut kemudian dibawa ke altar penyembelihan yang terltak di Gunung Gamping dan Gunung Kliling.Dihadapan ribuan warga yang menyaksikan ,kedua pasang pengantin tersebut aka disembelih oleh salah satu utusan dari Keraton Yogyakarta.Prosesi ini kemudian ditutup dengan penyebaran gunungan dan potongan tubuh bekakak kepada seluruh warga yang hadir.Warga yang masih mempercayai tradisi "ngalap berkah" dari potongan bekakak atau isi gunungan akan saling berebut guna mendapatkannya.
Satu hal yang unik yang dijumpai dalam saparan bekakak adalah munculnya sekelompok anak yang berperan sebagai anak gendruwo.Anak anak gendruwo yang berjumlah sekitar 50-an ini didampingi sepasang gendruwo dan banaspati yang bertugas mengawal pengantin bekakak.Anakan gendruwo menggambarkan lelembut dan setan bekasakan yang sedang bersukaria bahagia karena akan mendapatkan kurban berupa sepasang pengantin bekakak.Peran sebagai anak gendruwo ini sifatnya turun temurun.Kalau dulu orangtua mereka pernah berperan sebagai anakan gendruwo,maka anaknyapun akan saling berebut guna mendapatkannya.
C.Lokasi
Upacara adat saparan bekakak biasa dilaksanakan di Desa Ambarketawang,Kecamatan Gamping,Kabupaten Sleman,Daerah Istimewa Yogyakarta,Indonesia.Sedangkan prosesi penyembelihan pengantin bekakak akan dilaksanakan di Gunung Gamping,kurang lebih 2 kilometer dari lapangan Desa Amnbarketawang.
D.Akses
Jika anda membawa kendaraan pribadi,Anda tak akan kesulitan untuk mencari lokasi dilaksanakannya Upacara Adat Saparan Bekakak.Cukup bertanya kepada orang di jalan letak Desa Ambarketawang,Gamping,atau Ringroad Gamping,maka orang orang akan menjelaskannya kepada Anda.Tapi hal ini kan berbeda bagi Anda yang tidak membawa kendaraan pribadi.
Berhubung trayek trans jogja tidak sampai Gamping,satu satunya transportasi publik yang dapat Anda gunakan adalah bus kota.Dari terminal giwangan Anda dapat naek bus kota jalur 15 atau jalur 9,dan turun di ringroad gamping.Anda tidak usah berjalan terlalu jauh,cukup berdiri di pinggir jalan,karena kirab bekakak akan melewati ringroad Gamping.Begitu pula bagi Anda yang berangkat dari Kulonprogo,Anda dapat menggunakan bus umum jurusan jogja-wates dan turun terminal gamping.
E.Harga Tiket
Untuk mengikuti ritual saparan bekakak atau hanya sekedar melihat kirab,wisatawan tidak dipungut biaya sepeserpun.biasanya acaya ini dimulai pada pukul 14.00 WIB di lapangan atau balai Desa Ambarketawang kemudian dilanjutkan dengan kirab budaya menuju Gunung Gamping.Penonton biasanya tidak hanya terpusat di balai desa dan gunung gamping,melainkan di sepanjang jalan tempat dilaluinya arak arakan bekakak.
F.Fasilitas dan Akomodasi Lain
Keseluruhan rangkaian Upacara Adat Saparan Bekakak dilakukan di Desa Ambarketawang,Gamping,Sleman,yang notabene terletak dekat dengan pusat kota Yogyakarta.Jadi,wisatawan yang datang dari jauh tidak perlu cemas memikirkan transportasi dan akomodasi karena semua hal itu dapat diperoleh dengan mudah disekitar tempat ini.Selepas menyaksikan saparan bekakak,Anda dapat melanjutkan perjalanan ke kabupaten Sleman,kota Yogyakarta,atau Wates.Daerah daerah tersebut memiliki keunikan dan keunggulan masing masing serta obyek wisata yang menarik yang dapat anda kunjungi
Bulan sapar bagi masyarakat jawa merupakan bulan yang identik dengan berbagai acara ritual atau upacara adat.Ritual yang dilaksanakan pada bulan sapar itu biasa disebut dengan saparan.Salah satu upacara adat saparan yang cukup terkenal dan sudah berlangsung sejak masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono 1 adalah Saparan Bekakak yang dilaksanakan di desa Ambarketawang Gamping Sleman.
Ritual yang digelar sebagai bentuk permohonan keselamatan warga gamping ini disebut Saparan Bekakak karena dalam pelengkap upacaranya terdapat sepasang pengantin bekakak.Tradisi yang hampir seusia Kraton Ngayogyokarta Hadiningrat ini bermula dari kisah sepasang pengantin yang meninggal di gunung gamping.
Konon,sekitar 250 tahun yang lalu,saat Sultan HB 1 pindah dari pesanggrahan Ambarketawang kekeraton yang baru,ada seorang abdi dalem penangsong(pembawa paying kebesaran) Sultan HB yang tidak ikut pindah dan memilih untuk tetap tinggal di daerah Ambarketawang Gamping.Abdi dalem itu bernama Ki Wirosuto.Bersama sama penduduk setempat ,Ki Wirosuto menggali batu kapur yang digunakan untuk membangun keraton Yogyakarta.Namun usaha penggalian itu kerap menelan korban jiwa,termasuk Ki Wirosuto dan istrinya Nyi Wirosuto.
Melihat banyaknya korban yang berjatuhan,termasuk abdi dalem kesayangannya,Sultan HB 1 pun bertapa di kawasan Gunung Gamping untuk mencari petunjuk supaya masalah itu dapat teratasi.Dalam tapanya,Sultan mendapat wisik dari Setan Bekasakan penunggu Gunung Gamping.Berhubung warga selalu menggali kapur ditempat itu,sebagai gantinya setan setan penunggu meminta sepasang pengantin untuk dikorbankan di tempat itu.Jika hal itu tidak dilaksanakan maka penggali penggali itu yang akan jadi tumbalnya.
Sultan pun mengiyakan permintaan para penunggu Gunung Gamping.Namun,Beliau melakukannya dengan sebuah tipu muslihat.Pengantin yang dikorbankan bukanlah pengantin sungguhan,namun boneka berpentung pasangan pengantin bekakak yang terbuat dari tepung ketan dan sirup gula merah.Pasangan pengantin bekakak tersebut kemudian dikorbankan di Gunung Gamping.Ternyata tipuan itu berhasil.Sejak saat itu tradisi pengorbanan pengantn bekakak menjadi ritual yang rutin dilaksanakan tiap tahun di desa Ambarketawang.
Meskipun saat ini para penduduk Gamping tidak lagi berprofesi sebagai penggali batu kapur,ritual ini masih tetap dilaksanakan.sebagian besar warga juga masih meyakini bahwa penyembelihan sepasang pengantin bekakak akan membuat mereka terhindar dari gangguan setan bekasakan.Ritual ini selalu digelar hari Jumat ,antara tanggal 10 hingga 20 dalam bulan sapar.Saat ini upacara adat saparan Bekakak menjadi salah satu potensi unggulan kabupaten Sleman yang gaungnya sudah menasional.Tiap kali upacara digelar,ribuan warga akan tumpah ruah di jalan untuk menyaksikannya.
B.Keistimewaan
Pelaksanaaan upacara adat saparan Bekakak ini terbagi menjadi beberapa tahap,yakni tahap midodareni pengantin bekakak,kirab bekakak,penyembelihan pengantin bekakak,dan sugengan ageng.Pengantin bekakak sendiri dibuat dua hari sebelum acaranya kirab.Wanita yang menyiapkan bahan bahan mentahnya dan pria yang mengerjakan pembuatan boneka bekakaknya.Proses pembuatan boneka bekakak ini akan diiringi gejog lesung atau kothekan yang mendendangkan berbagai tembang tembang untuk pernikahan seperti kebo giro.Ada dua pasang pengantin yang dibuat,yang sepasang dihias bergaya solo dan pasangan lainnya dihias bergaya yogyakarta.
Setelah semua perlengkapan upacara yang meliputi pengantin bekakak,kembang mayang,gendruwo.serta joli berisi sesaji sudah lengkap,upacara bisa dilaksanakan.Prosesi upacara diawali dengan pengambilan air suci tirto donojati.Air suci beserta semua atribut upacara dibawa mengitari pelosok desa menuju balai pertemuan.Di bale desa ini kemudian dilaksanakan midodareni pengantin bekakak.semalam suntuk,warga desa akan tirakatan serta menggelar pertunjukan wayang orang atau ketoprak.
Keesok harinya pengantin bekakak akan diarak menuju Gunung Gamping dan Gunung Kliling.Sebelum acara prosesi arak arakan dimulai akan digelar fragmen "Prasetyaning Sang Abdi" yang menceritakan kisah Ki Wirosuto.Setelah pementasan itu berakhir,pada pukul 14.00 WIB arak arakan akan dimulai.Selain pengantin bekakak dan tiga buah joli yg berisi sesajen,kirab ini juga diikuti oleh petinggi desa,bregodo(prajurit),komunitas seni(jathilan),dan gendruwo.
Pengantin bekakak tersebut kemudian dibawa ke altar penyembelihan yang terltak di Gunung Gamping dan Gunung Kliling.Dihadapan ribuan warga yang menyaksikan ,kedua pasang pengantin tersebut aka disembelih oleh salah satu utusan dari Keraton Yogyakarta.Prosesi ini kemudian ditutup dengan penyebaran gunungan dan potongan tubuh bekakak kepada seluruh warga yang hadir.Warga yang masih mempercayai tradisi "ngalap berkah" dari potongan bekakak atau isi gunungan akan saling berebut guna mendapatkannya.
Satu hal yang unik yang dijumpai dalam saparan bekakak adalah munculnya sekelompok anak yang berperan sebagai anak gendruwo.Anak anak gendruwo yang berjumlah sekitar 50-an ini didampingi sepasang gendruwo dan banaspati yang bertugas mengawal pengantin bekakak.Anakan gendruwo menggambarkan lelembut dan setan bekasakan yang sedang bersukaria bahagia karena akan mendapatkan kurban berupa sepasang pengantin bekakak.Peran sebagai anak gendruwo ini sifatnya turun temurun.Kalau dulu orangtua mereka pernah berperan sebagai anakan gendruwo,maka anaknyapun akan saling berebut guna mendapatkannya.
C.Lokasi
Upacara adat saparan bekakak biasa dilaksanakan di Desa Ambarketawang,Kecamatan Gamping,Kabupaten Sleman,Daerah Istimewa Yogyakarta,Indonesia.Sedangkan prosesi penyembelihan pengantin bekakak akan dilaksanakan di Gunung Gamping,kurang lebih 2 kilometer dari lapangan Desa Amnbarketawang.
D.Akses
Jika anda membawa kendaraan pribadi,Anda tak akan kesulitan untuk mencari lokasi dilaksanakannya Upacara Adat Saparan Bekakak.Cukup bertanya kepada orang di jalan letak Desa Ambarketawang,Gamping,atau Ringroad Gamping,maka orang orang akan menjelaskannya kepada Anda.Tapi hal ini kan berbeda bagi Anda yang tidak membawa kendaraan pribadi.
Berhubung trayek trans jogja tidak sampai Gamping,satu satunya transportasi publik yang dapat Anda gunakan adalah bus kota.Dari terminal giwangan Anda dapat naek bus kota jalur 15 atau jalur 9,dan turun di ringroad gamping.Anda tidak usah berjalan terlalu jauh,cukup berdiri di pinggir jalan,karena kirab bekakak akan melewati ringroad Gamping.Begitu pula bagi Anda yang berangkat dari Kulonprogo,Anda dapat menggunakan bus umum jurusan jogja-wates dan turun terminal gamping.
E.Harga Tiket
Untuk mengikuti ritual saparan bekakak atau hanya sekedar melihat kirab,wisatawan tidak dipungut biaya sepeserpun.biasanya acaya ini dimulai pada pukul 14.00 WIB di lapangan atau balai Desa Ambarketawang kemudian dilanjutkan dengan kirab budaya menuju Gunung Gamping.Penonton biasanya tidak hanya terpusat di balai desa dan gunung gamping,melainkan di sepanjang jalan tempat dilaluinya arak arakan bekakak.
F.Fasilitas dan Akomodasi Lain
Keseluruhan rangkaian Upacara Adat Saparan Bekakak dilakukan di Desa Ambarketawang,Gamping,Sleman,yang notabene terletak dekat dengan pusat kota Yogyakarta.Jadi,wisatawan yang datang dari jauh tidak perlu cemas memikirkan transportasi dan akomodasi karena semua hal itu dapat diperoleh dengan mudah disekitar tempat ini.Selepas menyaksikan saparan bekakak,Anda dapat melanjutkan perjalanan ke kabupaten Sleman,kota Yogyakarta,atau Wates.Daerah daerah tersebut memiliki keunikan dan keunggulan masing masing serta obyek wisata yang menarik yang dapat anda kunjungi
PROGRAM PENGHASIL UANG
Google Adsense (GA)
AdSense adalah layanan iklan yang dimiliki oleh Google, di mana para pemilik situs dapat memasang iklan tersebut di situs-situs mereka dan mendapatkan penghasilan tambahan. Iklan yang muncul bermacam-macam jenisnya, bisa berupa teks, gambar, bahkan video. Semua iklan tersebut akan relevan atau sesuai dengan isi situs atau blog tempat iklan tersebut dipasang.
Pay Per Click yang berarti dibayar tiap klik adalah sebuah program periklanan dimana kita akan dibayar pada setiap iklan yang kita pasang di sebuah website atau blog kita. Pada umumnya program – program PPC (Pay Per Click) mengisyaratkan blog atau website kita harus blog atau website yang menggunakan bahasa Inggris atau bahasa yang sudah didukung olehnya.
Diantara semua program – program PPC, Google AdSense adalah salah satu yang paling banyak digemari oleh publisher karena kemudahan serta bukti yang nyata yang bisa menghasilkan dollar dengan memasang iklan di website atau blog kita. Dengan semua ini kita bisa menghasilkan penghasilan dolar dari sebuah blog atau website kita
AdSense adalah layanan iklan yang dimiliki oleh Google, di mana para pemilik situs dapat memasang iklan tersebut di situs-situs mereka dan mendapatkan penghasilan tambahan. Iklan yang muncul bermacam-macam jenisnya, bisa berupa teks, gambar, bahkan video. Semua iklan tersebut akan relevan atau sesuai dengan isi situs atau blog tempat iklan tersebut dipasang.
Pay Per Click yang berarti dibayar tiap klik adalah sebuah program periklanan dimana kita akan dibayar pada setiap iklan yang kita pasang di sebuah website atau blog kita. Pada umumnya program – program PPC (Pay Per Click) mengisyaratkan blog atau website kita harus blog atau website yang menggunakan bahasa Inggris atau bahasa yang sudah didukung olehnya.
Diantara semua program – program PPC, Google AdSense adalah salah satu yang paling banyak digemari oleh publisher karena kemudahan serta bukti yang nyata yang bisa menghasilkan dollar dengan memasang iklan di website atau blog kita. Dengan semua ini kita bisa menghasilkan penghasilan dolar dari sebuah blog atau website kita
Langganan:
Postingan (Atom)